Hancur Hatiku

Hancur hancur hancur hatiku…

Hancur hancur hancur hatiku…

Hancur hancur hancur hatiku…

Hatiku hancur…

Itulah penggalan lagu-nya Olga Syahputra, tenang ini bukan sebuah pernyataan hati yang sedang hancur. Kan kemaren udah bilang indahnya putus cinta dan tanda-tanda sedang jatuh cinta, masa mo patah hati. Ini coma mo ngomentarin lagunya yang liriknya itu-itu aja. Hancur hatiku. Kaya lagunya Melly – I just Wanna Say I Love U.

Apakah ini awal sebuah tren lagu dengan lirik minimalis atau menurunnya kualitas sebuah lagu?

Entahlah, yang penting para Pecinta semua semoga sedang gak patah hati ya…

Caiyoooo….

Untuk Perempuan

Kodrat perempuan tak jauh-jauh dari dapur, bisa bilang kodrat perempuan hanyalah urusan dapur, sumur dan kasur. Tapi itu dulu, kini perempuan sudah selayaknya sejajar dengan pria, bahkan bisa di atas tanpa mengesampingkan kodrat perempuan itu sendiri. Kini perempuan bisa eksis di dunia musik, hiburan, karir bahkan di kancah politik.

Namun, emansipasi yang diperjuangkan oleh Kartini ternyata dimaknai yang terlalu luas oleh beberapa kalangan. Perempuan kini seolah menjadi hal yang murah, harga diri perempuan hanya dihargai beberapa lembar ratusan ribu rupiah. Ah, semoga tidak semakin banyak saja wanita-wanita seperti itu. Emansipasi yang telah diperjuangkan haruslah disikapi dengan bijak. Di luar sana masih banyak wanita yang berprestasi, menunjukkan kalau perempuan bisa unjuk gigi.

Wanita itu seperti mawar, harum, indah dan berduri, hati-hati dengan durinya.

Selamat hari Kartini, saatnya perempuan berbicara.

Melelahkan

Gelaran pesta demokrasi telah usai dan tinggal menunggu hasil penghitungan suara. Bagi gw, sekalipun tidak memuaskan tapi cukup mengesankan karena Pemilu ini gw terlibat langsung menjadi bagian KPPS (Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara). Cukup seru dan banyak suka-dukanya termasuk sebuah cerita lucu dengan tukang ojek kemarin.

Karena dengan tugas-tugasnya yang bisa dikatakan mengembah tugas Negara *halah..hiperbola..* sebelumnya para anggota KPPS haruslah menucap sumpah panitia. Wuff…kaya mo jadi saksi di persidangan ajah..bla..bla..bla..bla..bla..

Cuaca yang kurang bersahabat bentar-bentar panas..bentar-bentar ujan..terpaksa menerima keadaan yang seperti ini. Soalnya kan kertas suara ga boleh dipindah ke mana-mana. Berangkat pukul 6 pagi untuk memulai pemungutan suara pukul 7 pagi dan direncanakan sore haru sudah selesai. Tapi apa yang terjadi sodara-sodara dengan jumlah pemilih yang ratusan di kalikan 4 kertas suara alhasil jam 1 dini hari baru kelar. Gilaaaa….jam kerja di Nissin aja kalah tuh, entah sudah berapa kali gw pulang ke rumah untuk istirahat dan ganti baju.

Meskipun repot dan capek setidaknya gw bisa tau bahwa gelaran pesta demokrasi yang seperti ini memanglah tak mudah. Kalo tidak dibarengai dengan ikhlas, gaji yang ditawarkan bakalan tidak sebanding. Alhamdulillah gw masih diberikan kesehatan hingga sekarang, tak seperti yang kulihat di berita di TV beberapa orang bahkan meninggal karena kecapekan karena tugas yang sama dengan gw.

Sebuah pengalaman berharga, setidaknya buat cerita anakku nanti.hehehehe….

KPU = Partai?

Sebelum pemilu diselenggarakan, gw mendapat kesempatan untuk menjadi bagian dari panitia KPPS. Nah, pas abis rapat kemaren ada kejadian lucu dengan seorang tukang ojek.

Gw : ojek pak..!!!

Ojek : Silakan mba, ada apaan sih mbak kok rame banget.

Gw : rapat pak.

Ojek : oh kampanye ya mba?

Gw : bukan pak, rapat ama KPU?

Ojek : hah? KPU? Partai baru ya mba?

Gw : Gedubrak, ya oloh paak masa KPU aja ga tau sih? (yang ini dalam hati aja)

Bukan pak, itu lo yang ngurusin soal Pemilu besok.

Ojek : Oh….

Baru kali ini nemuin yang kayak gini, masa KPU dibilang partai perserta pemilu?

 

Text